Lanskap furnitur sedang mengalami pergeseran: Pada tahun 2026 kita akan melihat peralihan dari tren kaku menuju desain yang sangat personal dan dapat disesuaikan dengan selera yang mencerminkan selera individu dibandingkan estetika pasar massal. Para desainer menekankan bahwa rumah akan semakin dikurasi sebagai ekspresi kepribadian, memprioritaskan kenyamanan, keaslian, dan kualitas dibandingkan tren sesaat.
Bangkitnya Bahan Taktil
Harapkan untuk melihat lonjakan furnitur yang dirancang untuk memikat indra. Para desainer memperkirakan adanya peningkatan pada material yang terasa nyaman saat disentuh—chenille, beludru, katun bertekstur, linen, dan bahkan permukaan batu yang kasar. Tren ini bukan hanya soal estetika; ini tentang menciptakan lingkungan rumah yang lebih menarik dan membumi.
Seperti yang dijelaskan oleh desainer interior Ashley Rose Walsh, “Hasil akhir ini menghadirkan kehangatan, kedalaman, dan rasa permanen, yang membuat furnitur terasa menyatu dengan ruangan daripada memudar ke latar belakang.”
Interior Berbasis Karakter: Melampaui Minimalisme
Lupakan estetika pemotong kue. Tahun depan akan terjadi penolakan terhadap minimalisme steril demi individualitas eklektik. Ruang akan menceritakan kisah-kisah, melepaskan diri dari norma-norma Eurosentris dan merangkul perpaduan pengaruh budaya, sentuhan akhir, dan palet yang penuh perasaan.
Anngelica Mohabir mencatat, “Pergeseran ini mengarah pada interior yang menceritakan kisah Anda tanpa penyesalan.” Set furnitur kuno yang serasi akan diganti dengan kombinasi pelengkap, melapisi potongan lama dan baru untuk menciptakan estetika pribadi yang unik.
Bentuk Organik: Kembali ke Kenyamanan
Furnitur melengkung kembali populer. Terinspirasi oleh tahun 70an, bentuk organik ini ditata ulang dengan kehangatan modern. Stacy Garcia menyoroti tren ini, dengan mengatakan, “Kami melihat peralihan yang jelas dari siluet yang kaku dan kotak ke arah potongan dengan lekukan, aliran, dan kesan nyaman.”
Harapkan untuk melihat sofa melengkung, kursi pahatan, dan potongan rendah yang terasa mengundang dan nyaman. Bahan-bahan alami akan melengkapi bentuk-bentuk ini, meningkatkan rasa tenang dan koneksi ke alam terbuka.
Kisah Berwarna Emosional: Melampaui Tren
Warna akan didorong oleh emosi, bukan tren sesaat. Nada yang lebih dalam akan surut dan mengalir seiring suasana hati, menciptakan ruang yang terasa membumi dan autentik. Mohabir menekankan bahwa tren ini adalah tentang ekspresi diri: “Warnalah cerita yang mencerminkan emosi, bukan tren, dengan nada yang lebih dalam yang mengikuti suasana hati Anda.”
Kayu Dengan Butir Terlihat: Merangkul Ketidaksempurnaan
Berharap untuk melihat hutan yang gelap dan hangat dengan butiran yang terlihat dan ketidaksempurnaan alami. Tren ini adalah tentang merangkul karakter unik material, menambah kedalaman dan kehangatan pada interior. Garcia menyarankan untuk menggabungkan ini melalui meja kopi, kursi beraksen, dan elemen struktural.
Tekstil Berani: Memicu Nostalgia
Jika palet netral terasa basi, bersiaplah untuk warna-warni tekstil yang berani. Pola geometris, warna-warna cerah, dan tekstur yang membangkitkan kenangan akan menjadi kuncinya. Mohabir menyarankan untuk memilih karya yang memicu nostalgia atau mencerminkan pengalaman pribadi.
Selesai Gelap: Menambah Kedalaman dan Kenyamanan
Warna-warna yang lebih cerah akan menggantikan warna-warna yang lebih gelap. Walnut, smoked oak, dan pernis high-gloss pada nuansa cat gelap akan menambah kekayaan dan kepribadian pada interior. Walsh menjelaskan, “Hasil akhir yang lebih gelap menambah karakter dan kenyamanan, sementara estetika yang dikumpulkan mencerminkan pergeseran yang lebih luas menuju keberlanjutan dan desain yang bermakna.”
Furnitur yang Dibuat dengan Baik: Mengutamakan Kualitas
Pembeli akan semakin memprioritaskan kualitas dan keahlian dibandingkan tren yang cepat berlalu. Pergeseran ini mencerminkan semakin besarnya apresiasi terhadap barang-barang yang dibuat dengan baik dan tahan lama serta mampu bertahan dalam ujian waktu.
Kesimpulannya, tren furnitur tahun 2026 adalah tentang ekspresi diri, kenyamanan sentuhan, dan penolakan terhadap estetika steril. Fokusnya adalah menciptakan rumah yang terasa otentik, pribadi, dan sangat terhubung dengan orang-orang yang tinggal di dalamnya































